Pemkab Lingga Tingkatkan Produksi Sagu, Bangun Sentra IKM di Desa Musai

Lingga – Pemerintah Kabupaten Lingga terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan sektor pertanian lokal dengan berfokus pada peningkatan produksi sagu. Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga, Armia, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah berencana memperluas lahan kebun sagu dan mengoptimalkan pengelolaannya di wilayah Lingga. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi daerah.

“Ini salah satu bentuk bahwa Lingga sudah menampakkan jati diri yang tidak bergantung lagi dengan Pemerintah Pusat. Market untuk produk sagu ini sudah kita siapkan,” ujar Armia dalam keterangannya baru-baru ini. Pernyataan ini menegaskan bahwa potensi lokal menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi Lingga, khususnya melalui sektor agribisnis sagu.

Bacaan Lainnya

Dalam mendukung rencana tersebut, Pemkab Lingga juga tengah mempersiapkan pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM) berbasis sagu di Desa Musai.

Sentra ini diharapkan dapat menjadi pusat pengolahan dan distribusi produk sagu, sehingga meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Dengan adanya sentra IKM, sagu dari Lingga tidak hanya dipasarkan dalam bentuk bahan mentah, tetapi juga diolah menjadi produk siap jual yang lebih kompetitif di pasar lokal maupun nasional.

Saat ini, luas lahan sagu di Kabupaten Lingga mencapai sekitar 3.341 hektar dengan produksi mencapai 2.614 ton per tahun. Produksi ini sebagian besar dilakukan secara tradisional oleh masyarakat setempat yang telah membudidayakan sagu sejak era Kesultanan Riau-Lingga.

Pemerintah daerah berupaya meningkatkan hasil produksi dengan memperkenalkan teknologi modern dan memberikan pelatihan kepada petani lokal.

Kepala Desa Musai, Nazum, menyambut baik program ini. Menurutnya, sagu bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga simbol budaya masyarakat Melayu. “Sagu adalah identitas kami sebagai orang Melayu, khususnya di Bunda Tanah Melayu. Program ini sangat positif karena selain meningkatkan perekonomian, juga melestarikan tradisi lokal,” kata Nazum.

Lebih lanjut, Nazum berharap pembangunan sentra IKM di desanya dapat memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan hadirnya sentra ini, lapangan kerja baru akan tercipta, dan para petani sagu dapat memperoleh penghasilan yang lebih stabil. Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk mewujudkan keberhasilan program ini.

Selain itu, Pemkab Lingga juga berencana untuk menggandeng investor dan pihak swasta dalam pengembangan industri sagu. Diharapkan dengan kolaborasi ini, kapasitas produksi dan distribusi sagu Lingga dapat ditingkatkan, sehingga mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional.

Pemerintah juga berfokus pada upaya keberlanjutan lingkungan dalam pengembangan lahan sagu. Dengan menjaga ekosistem alami, produksi sagu di Lingga diharapkan tetap lestari tanpa merusak hutan dan sumber daya alam setempat. Program ini sejalan dengan visi Pemkab Lingga untuk menjadikan daerah ini sebagai kawasan agribisnis unggulan yang berbasis pada pelestarian alam.

Langkah Pemkab Lingga ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Banyak pihak yang melihat program ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam beberapa tahun ke depan, Kabupaten Lingga diproyeksikan menjadi salah satu penghasil sagu utama di Indonesia.

Dengan berbagai inisiatif ini, Kabupaten Lingga diharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai daerah yang mandiri secara ekonomi dan budaya. Sagu tidak hanya menjadi simbol identitas lokal, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat Lingga.

Penulis :HK

Pos terkait