MTONENEWS.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Sondang Tiar Tampubolon mengkritik upaya upaya restrukturisasi PTPN Group untuk membentuk holding perusahaan gula nasional melalui Sugar Company. Upaya tersebut dianggapnya tidak akan menyelesaikan masalah. Ia menegaskan, masalah terbesar PTPN yang sebenarnya adalah produktivitas lahan.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (20/9/2021). Menurut Sondang, yang paling realistis bagi PTPN sebenarnya adalah harus segera melakukan perbaikan-perbaikan dalam produktivitas lahan dari tanaman-tanaman komoditi.
“Mau melakukan yang namanya merger, akuisisi, membentuk sinergi gula nusantara dengan Sugarco tetapi tidak menyelesaikan masalah utama yaitu produktivitas dari komoditi-komoditi baik itu kelapa sawit, tebu, kopi dan lain sebagainya. Mohon maaf harus saya sampaikan, ini tidak menyelesaikan masalah. Malah justru itu menyimpan dan akan menimbulkan masalah baru,” jelasnya.
Politisi PDI-Perjuangan ini menuturkan, semua lahan PTPN adalah lahan dengan kategori kelas satu. Hal ini seharusnya dibarengi dengan mekanisasi dan modernisasi pertanian yang seimbang. Selama ini, menurutnya PTPN juga tidak melakukan peremajaan lahan. Hal tersebutlah yang pada akhirnya menyebabkan produktivitas lahan milik PTPN menjadi terganggu.
“Lahan-lahan yang ditanami saya yakin itu bibit-bibitnya kelas satu juga. Tetapi apakah itu lahan-lahan yang harus diremajakan kembali, kan itu permasalahannya. Pemupukannya apakah sudah standar, penanamannya apakah sudah mengikuti standar-standar agronomi, kerapatan tanamannya. Berapa stand per hektar? Supaya terlihat capaiannya,” imbuhnya.
Politisi dapil Jakarta ini berharap PTPN memandang hal ini secara rasional dan tidak terburu-buru mengambil keputusan. Ia yakin dengan memperbaiki sistem agronomi dan meningkatkan produktivitas lahan, akan lebih menjawab permasalahan-permasalahan yang selama ini dihadapi oleh PTPN.
“Kami yakin dan berharap 100 tahun PTPN berdiri ini pasti memiliki SOP yang jelaslah. Tetapi bagaimana membangun daripada human capital, human building yang sekarang ada di PTPN supaya bertransformasi apakah mekanisasi penggunaan alat-alat yang lebih modern bisa meningkatkan daripada produktivitas,” tandas Sondang.